Minggu, 23 September 2007

Bersama Dr Oetomo Hadisoedarmo
Langsing lewat Laserpunktur

DUNIA kedokteran Barat sudah mengakui akupuntur. Dalam perkembangannya, orang Amerika dan Eropa malah memelopori penggunaan sinar laser sebagai pengganti jarum dalam akupuntur yang populer disebut laserpunktur.Penggantian ini dirintis karena dua alasan. Pertama, masih banyak orang yang takut ditusuk jarum. Kedua, menghindari penularan penyakit yang mungkin ditimbulkan oleh pemakaian jarum.

Dalam laserpunktur, yang dipakai adalah sinar infra merah dengan panjang gelombang 700-999 nanometer. Program pelangsingan tubuh dengan menggunakan laser punktur diakui dr Oetomo Hadisoedarmo masih tergolong baru di Indonesia. Kendati baru, program ini bila diterapkan secara disiplin akan efektif dalam membuang lemak tubuh yang mengganggu penampilan.

Untuk program pelangsingan, dr Oetomo yang buka praktek di Jalan Kemanggisan Utama Raya F11 Palmerah, Jakarta Barat ini melakukannya dalam empat cara sekaligus. Pertama, akupunktur dan laserpunktur. Tujuannya, menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme tubuh. Caranya, titik-titik di daerah perut, tangan, dan kaki distimulasi dengan jarum dan laser infrared. Kemudian di satu telinga dipasang bola kecil dari magnet yang dilekatkan dengan plester. Setiap hari bola kecil ditekan dengan jari beberapa kali selama lima menit, terutama menjelang makan. Setiap tiga hari, bola kecil magnet diganti dengan yang baru dan lokasi yang berbeda.

Kedua, terapi herbal. Tujuannya, mengurangi penyerapan makanan dan memperlancar buang air besar. Sebagian dari makanan akan terbuang sebelum diserap usus. Cara kerja herbal ini lokal di usus.Ketiga, diet. Tujuannya, mengurangi jumlah kalori yang masuk dengan cara mengatur pola makan. Pasien tidak perlu puas, hanya diet rendah kalori dengan mengurangi gula, karbohidrat, dan lemak serta memperbanyak konsumsi sayuran dan buah.Keempat, olahraga. Maksudnya, membuang kalori dan membakar lemak, memperlancar aliran darah serta memperkuat otot kaki tangan dan jantung. Dianjurkan memilih olahraga yang mempunyai nila aerobik selama 1 jam, tiga kali seminggu.

Bila program ini dijalani dengan kedisiplinan, diharapkan berat badan akan berkurang 1 kg per minggu.Dr Oetomo Hadisoedarmo kembali menegaskan, penggunaan laser untuk pengobatan ini tergolong aman, memiliki kekuatan yang sangat rendah yaitu sekitar 2-500 m-Watt, sehingga laser infra merah tidak menimbulkan kerusakan sel atau jaringan.Selain itu, laser juga tidak menimbulkan radiasi, rasa panas, atau nyeri.

"Ketika sinar laser menembus jaringan, terjadi efek foto kimia dan foto fisik yang menimbulkan reaksi penyembuhan suatu penyakit. Sifat sinar laser yang bergerak lurus ke satu arah menyebabkan mampu menembus jaringan lunak sedalam 5-7 cm," katanya.Titik-titik penyinaran dalam metode ini, tak berbeda dengan teknik akupunktur. Meski begitu, dipilih hanya titik-titik yang paling efisien.Lama penyinaran pun ada aturannya.


Agar luka cepat menutup diperlukan waktu satu sampai lima menit, sedangkan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh dibutuhkan waktu 30 sampai 60 detik.Efek penyinaran energi laser pada titik akupunktur, antara lain mengurangi peradangan, menghilangkan rasa sakit, mempertinggi metabolisme, memperbaiki pemburuan jaringan dan kekebalan tubuh, meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang metabolisme sel.

Selain untuk melangsingkan tubuh, laserpunktur mampu mengobati berbagai gejala penyakit, seperti sakit saraf, radang sendi, asma, radang selaput lendir hidung, radang tekak, maag, stres, depresi, stroke, jantung koroner, lever, dan migrain.Soal efektivitas, antara akupunktur dan laserpunktur memang berbeda. Akupunktur tetap lebih efektif dibandingkan dengan laserpunktur, kira-kira 4 berbanding 3.Penerapan laserpunktur secara benar tidak menimbulkan efek samping. Penyinarannya paling lama sepuluh menit.

Dr Oetomo mencontohkan terapi laserpunktur untuk penderita sinusitis, yang banyak datang di kliniknya. Pada penderita sinusitis akan menjalani penekanan dengan alat laserpuntur di daerah hidung. Laserpunktur akan menciptakan terjadinya reaksi perubahan pada struktur mukosa hidung dan sinus serta dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh secara bertahap."Waktu yang diperlukan untuk melaser gangguan ini sangat individual, tetapi rata-ratanya 5-10 menit. Biasanya diperlukan 5-10 kali tarapi laser agar penyakit dapat disembuhkan dan pasien tak tergantung obat lagi.

Karena tidak menimbulkan rasa nyeri, pengobatan dengan laserpunktur pun aman bagi pasien anak-anak," papar dokter kelahiran Kebumen, 14 Agustus 1974 ini.Selain laserpunktur, Dr Oetomo menggunakan alat ultroid untuk mengatasi gangguan wasir. Tahapan terapi untul mengatasi gangguan ini, pertama pasien diminta tidur dengan rileks dengan posisi menyamping menghadap ke arah kiri.

Menggunakan sarung tangan, ia memeriksa kondisi anus dan daerah sekitarnya, dengan melihat, meraba, menekan untuk mencari ada tidaknya penyakit.Kemudian ia melakukan pemeriksaan dalam di daerah rektal dengan jari bersarung tangan yang sudah diolesi pelumas berbentuk jeli. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dengan alat anuskopi yang bentuknya seperti tabung kecil. Anuskopi dimasukkan ke lubang anus untuk melihat secara langsung kondisi wasir, besar, bentuk dan lokasinya.

"Bila sudah dipastikan bahwa itu wasir, ujung alat ultroid dimasukkan melalui alat anuskopi dan ditempelkan pada wasir. Kemudian batarai dihidupkan selama sepuluh menit. Saat itulah proses pengempisan wasir berlangsung," paparnya.Saat alat ditempelkan pada wasir, pasien tidak akan merasakan nyeri atau sakit karena ujung alat diletakkan pada posisi tertentu dengan baterai yang hanya bertenaga 6 volt. Untuk pasien yang sensitif, dapat dilakukan anestesi lokal.

Setelah sepuluh menit terapi, pasien diperbolehkan pulang. Mereka sudah dapat melakukan aktivitas seperti biasa, tanpa harus menjalani rawat inap.Bila diperlukan, pasien bisa minum analgesik selama satu hari dan tidak diperlukan minum antibiotik. Sekali terapi, wasir akan mengecil hingga 30-40 persen.

"Makanya sebuah wasir dapat hilang atau sembuh setelah 3-4 kali terapi dengan jarak 10-14 hari," katanya. (Tri Wahyuni)

dari : Suara Karya online, Minggu, 9 April 2006


Tidak ada komentar: